Monday, July 20, 2009

Siapa "yang di atas"?

“Lho, rezeki ya terserah yang Di Atas. Masak rezeki orang tergantung andeng-andeng (tahi lalat-Red).” -itapurnamasari.com-




"Saya nggak ada niat, semua terserah Yang Di Atas. Kalau mau menarik hati keluarganya, itu perbuatan bodoh menurut saya." -saiful jamil - kapanlagi.com-



"Yah kalau saya berusaha menjaga semaksimal mungkin, tapi saya serahkan juga kepada Yang Di Atas
" -Manohara - vibizdaily.com-



Sering banget yaaa, kita denger artis ataupun orang biasa yang menyerahkan urusan kehidupan ini sama "yang diatas"..

siapa sih yang diatas itu? sejak kapan nama Alloh diganti dengan "yang di atas"?
ko kesannya gengsi banget mau menyebut nama Alloh, kalau memang itu maksudnya?
kalau pas wawancaranya di rumah, yang di atas tuh syapa? tikus-tikus di loteng?
atau kalau pas lagi di outdoor, yang di atas bisa jadi burung yang lagi terbang?

Ternyata pas gue search, muslim.or.id juga pernah membahas soal ini, cuma bedanya, mereka mempermasalahkan dari sisi orang yang percaya bahwa Alloh ada dimana-mana..

"Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “(Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas ‘Arsy.” (Thoha: 5). Dan pada enam tempat dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman, “Kemudian Dia Istiwa’ (bersemayam) di atas ‘Arsy.” (Al-A’raf: 54). ‘Arsy adalah makhluk Alloh yang paling tinggi berada di atas tujuh langit dan sangat besar sekali sebagaimana diterangkan Ibnu Abbas, “Dan ‘Arsy tidak seorang pun dapat mengukur berapa besarnya.” (Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah, sanadnya Shahih). Ayat ini jelas sekali menunjukkan ketinggian dan keberadaan Alloh Subhanahu wa Ta’ala di atas langit serta menutup jalan untuk meniadakan atau menghilangkan sifat ketinggian-Nya atau mentakwilkannya. Para ulama Ahlus Sunnah pun sepakat bahwa Alloh Subhanahu wa Ta’ala ber-istiwa’ di atas ‘Arsy-Nya sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya tanpa mempertanyakan bagaimana cara/kaifiyat istiwa’-Nya. Dan perlu diketahui bahwa penetapan sifat ini sama dengan penetapan seluruh sifat Alloh yang lainnya, yaitu harus berjalan di atas dasar penetapan sifat Alloh sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya tanpa ada penyerupaan sedikitpun dengan makhluk-Nya."

nah, sedikit mempercerah keberadaan Allah yang tidak akan pernah sama dengan makhlukNya, mungkin bisa ditambahkan "terserah yang ada di atasNYA langit".. aahh.. tetep ngga sreg aah...
buat gue, kalau mau berpasrah diri, lebih baik ungkapkan.. "terserah kehendak Alloh" saja..

8 comments: